بسم الله الرحمن الرحيم
❤❤♥💚♥❤❤
Tanya Jawab *YESUS DAN MUHAMMAD*"
🔹Tanya:
Worth reading 👇🏼utk sekedar menambah wawasan.
Yesus dan Muhammad
Secara teologis, kehadiran sosok sejarah bernama Yesus sebagai peletak dasar agama Nasrani dan Muhammad sebagai peletak dasar agama Islam telah memberikan sumbangan sangat besar pada peradaban dan sejarah manusia sejagat. Pengaruh mereka masih berlangsung terus sampai hari ini.
Berdasarkan perhitungan statistis-demografis, pengikut dua agama tersebut menempati urusan terbesar, di luar kualitas dan loyalitas pengikut dalam menjalankan ajaran secara benar dan konsekuen.
Nama Yesus dan Isa menurut sebuah kajian historis ialah sosok yang sama, dengan sebutan yang berbeda semata karena pergeseran ucapan.
Isa, Yesaa, Yeshua, Yesus kesemuanya menunjuk pada aktor sejarah yang sama. Perubahan ucapan itu mirip dengan apa yang terjadi pada pemain bola dari Afrika atau Arabia, setelah pindah ke Eropa lalu berubah nama panggilannya seperti Zainuddin menjadi Zidan, Yusuf jadi Joseph, Ibrahim menjadi Abraham. Begitu pun beberapa nama Mehmet di Turki atau Memet di Sunda aslinya ialah Muhammad. Di Indonesia Timur, Abdurrahman bisa berubah menjadi Bedu Amang.
Karena kelahiran Muhammad jauh di belakang Yesus, yaitu 671 M, logis dan wajar saja jika pencatatan riwayat hidupnya lebih komplet dan transparan di mata sejarawan. Tak ada sejarah rasul Tuhan yang riwayat hidupnya tercatat sedemikian komplet kecuali Nabi Muhammad. Bahkan ucapannya yang dianggap autentik dan yang palsu pun terdokumentasikan dengan baik.
Dalam riwayat hidup Yesus banyak penggalan yang sulit ditelusuri sejarawan. Termasuk kompilasi dokumen tertulis ajaran yang disampaikan yang kemudian dihimpun dalam Kitab Injil.
Terlebih sosok Rasul Tuhan seperti Adam, Idris, Nuh, dan Sulaiman, para sejarawan kesulitan menemukan dan mengumpulkan informasi riwayat hidup mereka secara lengkap dan autentik. Itu semata alasan historis, bukan substansi kebenaran ajaran mereka karena semua nabi membawa ajaran dari sumber yang sama, Tuhan semesta alam.
Di luar perdebatan dan tafsiran terhadap ajaran yang diwariskan para rasul Tuhan, kedua sosok Yesus dan Muhammad telah menginspirasi dan menggerakkan jutaan bahkan miliaran orang untuk memperjuangkan cita-cita hidup berlandaskan moralitas agung. Sebuah moralitas yang berasal dari Tuhan yang kemudian menjadi hukum kemanusiaan universal. Tak ada sosok sejarah yang sangat dicintai umatnya, dijadikan model keteladanan hidup, bahkan umatnya rela mati jika kemuliaannya dihinakan, kecuali Yesus dan Muhammad.
Ironisnya, karena perbedaan paham, penafsiran, dan kepentingan politik dari para pengikutnya, pernah terjadi Perang Salib, perang antara pemeluk Nasrani dan Islam. Padahal, asal usul agama itu ialah dari Tuhan yang sama yang mengajarkan cinta kasih dan perdamaian.
Perbedaan paling fundamental antara pemeluk Nasrani dan Islam terletak pada penafsiran dan keyakinan posisi Yesus. Bagi umat Islam, Yesus atau Isa ialah rasul Tuhan sebagaimana sosok rasul yang lain, dengan mengajarkan keimanan dan akhlak mulia.
Umat Islam akan dicap kafir jika mengingkari kerasulan Yesus atau Isa. Umat Islam akan juga marah jika Yesus sebagai rasul Allah dihinakan martabatnya dan diingkari ajarannya.
Namun, bagi umat Kristiani, Yesus diyakini sebagai Juru Selamat yang dalam dirinya Allah bertajali dan berinkarnasi, menyatunya Sang Tuhan dan hamba, mirip pengalaman spiritual kalangan sufi. Hanya, dalam dunia sufi, tajali Allah itu hanya sesaat, sedangkan dalam Yesus bersifat permanen sejak kelahirannya. Maka, terkenal ungkapan bahwa Yesus sebagai jalan keselamatan yang telah mengalahkan dosa manusia, yang tidak mungkin mampu manusia mengalahkan dosa itu, kecuali Tuhan sendiri yang menjelma dalam manusia Yesus demi keselamatan manusia. Yesus sang penebus dosa.
Jadi, sesungguhnya baik Yesus maupun Muhammad keduanya sebagai 'juru selamat', tapi dalam konsep dan formula yang berbeda. Keduanya merupakan instrumen Allah untuk melakukan misi keselamatan dan kebahagiaan hidup manusia. Dalam konteks Yesus, iman Kristen meyakini penyatuan Tuhan dan Yesus dalam menaklukkan dosa manusia. Yesus ialah firman yang hidup mendunia. Jesus is the way. Paham yang ortodoks, Jesus is the only way.
Dalam konteks Muhammad, kehadiran Allah melalui firman-Nya yang terhimpun dalam Alquran. Jadi, Alquran ialah firman yang kemudian tertulis, lalu Muhammad sebagai perantara dan juru tafsirnya.
Karena mengingat Yesus dan Muhammad lebih daripada sekadar tokoh sejarah, melainkan figur metahistoris yang direspons dengan sikap iman oleh pengikut mereka, pembahasan terhadap kedua tokoh itu mesti dibedakan, apakah kita akan mendiskusikannya dalam jalur historis-ilmiah ataukah akan mendekati secara iman. Ini dua hal yang berbeda.
Sikap yang pertama banyak dilakukan ilmuwan di Barat sekalipun belum tentu sebagai pribadi yang taat beragama. Mereka mengkaji semata sebagai riset ilmiah. Pendekatan kedua, yakni sikap dan pilihan iman, sudah tentu justru hanya akan menimbulkan tengkar jika umat Islam dan Kristen memaksakan keyakinan masing-masing agar diterima pihak lain.
Keyakinan beragama itu melampaui nalar matematis. Tidak mungkin ditemukan pendapat dan kesimpulan akhir yang sama dan seragam. Makanya kata religions selalu berkonotasi plural, jamak, karena di muka bumi memang terdapat pluralitas agama yang tidak mungkin dilebur menjadi satu.
Sekali lagi, karena faktor kesejarahan, sejarah Muhammad memang lebih terang benderang di mata kritikus sejarah. Riwayat hidupnya, sejak lahir sampai wafat, semua mudah ditelusuri jika dibandingkan dengan sejarah Yesus. Namun, karena keduanya pembawa mukjizat Ilahi, yang membuat mereka berpengaruh pada dunia bukan soal akurasi tanggal lahir dan wafat, melainkan ajaran mereka.
Berapa miliar penduduk bumi yang meyakini telah mendapatkan jalan keselamatan dan kebahagiaan oleh kehadiran Yesus dan Muhammad? Tak terhitung orang tumbuh menjadi orang baik, menjadi penolong sesama, karena terinspirasi oleh kedua tokoh itu.
Sementara itu, ada saja yang terlibat permusuhan dengan dalih membela kedua tokoh itu, padahal keduanya mengemban misi yang sama. Instrumen Tuhan untuk menyebarkan kasih dan membangun peradaban. Lakum dinukum waliyadin. Bagimu agamamu, bagiku agamaku. (X-9
🔹Jawab:
Itu Artikel kaum liberal pluralism, yang mmg prinsip pikiran mrk adalah kebebasan berfikir, beragama & ujung2nya adalah pemahaman semua agama adalah benar.. Dan utk membenarkannya , mrk berusaha menyeret nyerwt dalil quran atau sunnah sbg landasan.. Tp saya yakin tdk akan berhasil.. Ini bbrp item bantahan kpd mrk;❤️😊
1. Artikel Yesus dan Muhammad menggunakan bahasa filsafat shg tidak mudah difahami oleh kalangan awam, bahkan sepintas memberikan kesan pembenaran thd ajaran nasrani (menuhankan Yesus, konsep trinitas, dlsb) yg jelas berbeda dg agama tauhid yg dibawa oleh Nabi Isa As..
2. Yesus yg diklaim oleh org kristen sbg peletak dasar agama nasrani adaah tdk sesuai dg fakta, nasrani dr kata nazareth yg dinisbatkan pada tempat kelahiran yesus atau dlm bhs inggris christian pengikut yesus kristus...sejarah membuktikan bahwa yesus "diangkat" sbg tuhan oleh umat kristiani sekitar tahun 324M yg bertentangan dg injil yg dibawakan oleh Nabi Isa As yg mengajarkan agama Tauhid. Setelah peristiwa tsb penyimpangan umat nasrani semkin mningkat dg adanya perubahan besar2an thd kitab Injil.
3. Analogi menyamakan konsep trinitas (3 in 1) bhw yesus adalah manunggal antara anak tuhan, tuhan, dan roh kudus "dimirip miripkan" dg konsep sufi jelas tdk nyambung...sufi tdk mengenal adanya konsep ketuhanan yg menyekutukan dg makhluqNya...wihdatul wujud dlm sufi adalah menafsirkan
kekuasaan Allah SWT tanpa batas dan pengawasanNya sangat dekat dg seorang hamba (انا اقرب من حبل الوريد)... Saya (Allah SWT) lebih dekat dr rongga tenggorokan manusia...jadi berbeda sama sekali dg konsep trinitas dan analoginya tdk nyambung...
4. Seluruh Nabi dan Rasul, dr Nabi Adam As, Ibrohim, Musa, Nabi Isa, s.d penutup para Nabi yaitu Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم menyampaikan Nubuwwah risalah yang satu dr Allah SWT, yaitu Islam (Tauhid).
Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam shahihnya :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سِنَانٍ حَدَّثَنَا فُلَيْحُ بْنُ سُلَيْمَانَ حَدَّثَنَا هِلَالُ بْنُ عَلِيٍّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي عَمْرَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا أَوْلَى النَّاسِ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَالْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلَّاتٍ أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ.رواه البخاري
Muhammad bin Sinan menuturkan kepada kami. Dia berkata; Fulaih bin Sulaiman menuturkan kepada kami. Dia berkata; Hilal bin Ali menuturkan kepada kami dari Abdurrahman bin Abi ‘Amrah dari Abu Hurairah –radhiyallahu’anhu-, dia berkata; Rasulullahصلى الله عليه و سلم bersabda, “Aku adalah orang yang paling dekat dan paling mencintai Isa bin Maryam di dunia maupun di akhirat. Para nabi itu adalah saudara seayah walau ibu mereka berlainan, dan agama mereka adalah satu.” (HR. Bukhari)
Hadits yang agung ini menyimpan pelajaran berharga bagi kita, a.l :
a. Dalam kitab Fathul Bari, Ibnu Hajar mengatakan, “Makna hadits ini adalah pokok agama mereka -para nabi- adalah satu/sama yaitu tauhid, meskipun cabang-cabang syari’at mereka berbeda-beda…”
Hadits ini menunjukkan bahwa agama para nabi yang diutus oleh Allah di muka bumi ini adalah tauhid yaitu memurnikan segala bentuk ibadah kepada Allah semata.
Hal itu sebagaimana firman Allah (yang artinya), “Allah mensyari’atkan bagi kalian ajaran agama yang telah Allah wasiatkan kepada Nuh, dan sebagaimana juga Kami wahyukan kepadamu, dan yang Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa, yaitu hendaknya kalian menegakkan agama dan tidak berpecah belah di dalamnya…” (QS. as-Syuura : 13).
b. Dalam Tafsir Ibnu Katsir, beliau menjelaskan bahwa agama yang diajarkan oleh segenap para nabi itu adalah beribadah kepada Allah semata tiada sekutu bagi-Nya, meskipun syari’at mereka berbeda-beda.
Hal itu sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah SWT (yang artinya),“Dan tidaklah Kami mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad) melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa; tidak ada sesembahan yang benar selain Aku, oleh sebab itu sembahlah Aku.” (QS. al-Anbiyaa’ : 25).
c. Hadits di atas merupakan bantahan telak bagi kaum atheis yang menolak agama.Hadits tsb juga merupakan bantahan bagi kaum Nasrani yang mengaku mengikuti Nabi Isa ‘alaihis salam namun tidak mau tunduk kepada ajaran Muhammad صلى الله عليه و سلم, dan ia juga menjadi bantahan bagi kaum Yahudi.
Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda, “Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah mendengar kenabianku seorang di kalangan umat ini, Yahudi ataupun Nasrani lalu meninggal dalam keadaan tidak mengimani ajaranku melainkan dia pasti termasuk penghuni neraka.” (HR. Muslim.
d. Hadits di atas juga merupakan bantahan telak bagi kaum Liberal dan Pluralis (semacam JIL dan sejenisnya) yang mengatakan bahwa semua agama itu benar; maksud mereka Yahudi, Nasrani dan Islam adalah dilandaskan pada monothesime (baca: tauhid). Oleh sebab itu ada di antara mereka yang menulis buku dengan judul ‘Tiga agama satu tuhan’ [?!}– dengan alasan bahwa semua agama itu adalah diturunkan oleh Ibrahim ‘alaihis salam.
Sungguh tdk logis dan pemahaman yg semoit, sepertinya mereka belum pernah membaca -atau pura-pura tidak tahu- ayat (yang artinya), “Ibrahim bukanlah seorang Yahudi ataupun Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang bertauhid dan muslim, dan dia sekali-kali bukan termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS. Ali Imran : 67).
e. Dalam Tafsir At Thobari, Imam Ath-Thobari mengatakan : “Ini merupakan pengingkaran dari Allah ‘azza wa jalla terhadap klaim orang-orang yang mendebat ajaran Nabi Ibrahim dan millah-nya dari kalangan Yahudi dan Nasrani.
Mereka mengklaim bahwa Nabi Ibrahim berada di atas millah (agama) yang mereka anut. Ayat ini menjadi penegas sikap berlepas dirinya Ibrahim dari perbuatan mereka. Allah menegaskan sesungguhnya mereka itulah -Yahudi dan Nasrani- yang menyelisihi agama yang beliau bawa. Hal ini menjadi kata putus dari Allah ‘azza wa jalla bagi seluruh pemeluk Islam dan umat Muhammad صلى الله عليه و سلم yang menetapkan bahwa mereka itulah -umat Islam- orang-orang yang benar-benar menganut ajaran agama Ibrahim dan berjalan di atas jalan-jalan dan syariat yang beliau gariskan, dan bukannya para pemeluk agama-agama selain agama yang mereka peluk”
Allah juga berfirman (yang artinya), “Sungguh telah kafir orang yang mengatakan bahwa al-Masih putra Maryam itu adalah Allah, sedangkan al-Masih sendiri mengatakan, ‘Hai bani Isra’il, sembahlah Allah Rabbku dan Rabb kalian, sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh Allah haramkan surga baginya dan tempat kembalinya adalah neraka, dan sama sekali tidak ada penolong bagi orang-orang yang zalim itu.” (QS. al-Maa’idah : 72).
Wallohu Alam
🍁🌿🍁🌿🍁🌿🍁🌿🍁
YA ALLOH...JADIKANLAH KAMI UMMAT YG TAAT KEPADA AJARAN NABI MUHAMMAD SAW.
0 Komentar untuk "Yesus, Isa dan Nabi Muhammad"